Kamis, 02 Maret 2017

Artikel fitokimia mengenai ekstraksi



1.      PENGERTIAN EKSTRAK
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut. Selanjutnya pelarut yang digunakan diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Bentuknya dapat kental atau kering tergantung banyaknya pelarut yang diuapkan kembali.
2.      JENIS-JENIS EKSTRAK
Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan
1.  Berdasarkan konsistensinya:
a) Ekstrak cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida))
b) Semi solid: ekstrak kental (Extracta spissa)
c) Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)
 2.  Berdasarkan komposisinya:
a)    Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya.
b)   Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan obat seperti kapsul, tablet, dan lain-lain.
3. Berdasarkan senyawa aktifnya:
a)    Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
b)   Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi dengan tujuan agar khasiatnya sama. Quantified extract memiliki kandungan senyawa dengan aktivitas yang diketahui namun senyawa yang sbertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut tidak diketahui.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK
Dibagi atas 2 bagian yaitu :
1.      Faktor kimia
  Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Faktor internal
1. Jenis senyawa aktif dalam simplisia
2.Komposisi kualitatif senyawa aktif
3.Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4.Kadar total rata-rata senyawa aktif
                     b)  Faktor eksternal
1. Perbandingan ukuran alat ekstraksi
2. Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia
3.  Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
4.  Kandungan logam berat
5.  Kandungan pestisida
     2. Faktor biologi
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi tumbuhan asal
c. Periode pemanenan hasil tumbuhan
d.Penyimpanan bahan tumbuhan
e.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan



4.Pengertian Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman.

5. Perhitungan rendemen ekstrak
Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.
Kualitas ekstrak yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah rendamen yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun rumus untuk menghitung rendamen sebagai berikut:
Rendemen                     =  bobot ekstrak  x 100%
                                          bobot simplisia

6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak
a)      Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang optimal sesuai persyaratan.
b)      Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
c)       Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktf sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.

d)      Separasi dan pemurnian
Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
e)      Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak sampai kering.
f)       Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa penambahan bahan tambahan (native herbal drug preparation).
g)      Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.


7. Contoh tanaman
1)      bunga siwalan

   
2)      daun kelor
 

3)      Daun bidara

4)      . Daun kumis kucing

5)      Rimpang temulawak
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar