1.
PENGERTIAN
EKSTRAK
Ekstrak adalah suatu produk hasil
pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut. Selanjutnya pelarut
yang digunakan diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat.
Bentuknya dapat kental atau kering tergantung banyaknya pelarut yang diuapkan
kembali.
2.
JENIS-JENIS
EKSTRAK
Ekstrak
dapat dibedakan berdasarkan
1. Berdasarkan konsistensinya:
a) Ekstrak
cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida))
b) Semi
solid: ekstrak kental (Extracta spissa)
c)
Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)
2.
Berdasarkan komposisinya:
a)
Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan
lainnya.
b)
Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat
sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat
sediaan obat seperti kapsul, tablet, dan lain-lain.
3.
Berdasarkan senyawa aktifnya:
a)
Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan
mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas
terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang
dipersyaratkan.
b)
Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur
kadar senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi
dengan tujuan agar khasiatnya sama. Quantified extract memiliki
kandungan senyawa dengan aktivitas yang diketahui namun senyawa yang sbertanggung
jawab terhadap aktivitas tersebut tidak diketahui.
3. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK
Dibagi
atas 2 bagian yaitu :
1. Faktor
kimia
Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a)
Faktor internal
1. Jenis senyawa aktif
dalam simplisia
2.Komposisi kualitatif
senyawa aktif
3.Komposisi kuantitatif
senyawa aktif
4.Kadar total rata-rata
senyawa aktif
b) Faktor eksternal
1.
Perbandingan ukuran alat ekstraksi
2.
Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia
3.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
4.
Kandungan logam berat
5.
Kandungan pestisida
2.
Faktor biologi
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi
tumbuhan asal
c. Periode
pemanenan hasil tumbuhan
d.Penyimpanan
bahan tumbuhan
e.Umur
tumbuhan dan bagian yang digunakan
4.Pengertian Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah
(kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman.
5. Perhitungan rendemen
ekstrak
Rendemen menggunakan satuan persen (%).
Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan
semakin banyak.
Kualitas
ekstrak yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah rendamen
yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka semakin
rendah mutu yang di dapatkan. Adapun rumus untuk menghitung rendamen sebagai
berikut:
Rendemen
= bobot ekstrak x 100%
bobot simplisia
6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak
a)
Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk
simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia dengan cairan
penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang
optimal sesuai persyaratan.
b)
Pemilihan pelarut atau cairan
penyari
Pelarut atau cairan
penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan berada dalam
ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan
memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
c)
Proses ekstraksi atau pemilihan
cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang
dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam memilih cara
ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktf
sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.
d)
Separasi dan pemurnian
Separasi atau pemisahan
dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan terhadap ekstrak
untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan dengan
cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan
lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat
yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
e)
Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau
pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam ekstrak
dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak
sampai kering.
f)
Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak
umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul, pil, dan
sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan
bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa
penambahan bahan tambahan (native herbal drug preparation).
g)
Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak
dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh dengan
simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter
ekstraksi.
7. Contoh
tanaman
1) bunga siwalan


2) daun kelor


3) Daun bidara

4) . Daun kumis kucing

5) Rimpang temulawak


Tidak ada komentar:
Posting Komentar