Rabu, 01 Maret 2017

Artikel farmakologi mengenai obat batuk



1.      Pendahuluan mengenai obat
Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak,debu,zat-zat perangsang asing yang dihirup, partikel-partikel asing dan unsur-unsur infeksi. Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali berkat mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi, yang berfungsi menggerakkan dahak keluar dari paru-paru menuju batang tenggorok. Cilia ini bantu menghindarkan masuknya zat-zat asing ke saluran napas. Penyebab batuk secara garis besar disebabkan oleh rangsang seperti rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan secret trakeobronkial yang banyak. Rangsang mekanik seperti benda asing pada saluran nafas seperti benda asing dalam saluran nafas, post nasal drip, retensi secret bronkopulmononer. Rangsang suhu seperti asap rokok (merupakan oksidan), udara panas/dingin,inhalasi gas. Rangsang psikogenik.
Mekanisme terjadinya batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi.

Batuk terdapat 6 macam untuk obat-obat batuk yaitu :
ü  Zat pelunak batuk
ü  Ekspektoransia
ü  Mukolitika
ü  Zat pereda
ü  Antihistaminika
ü  Anastetika local
Ekspektoransia dari bahasa latin (ex = keluar; pectus = dada) zat-zat yang terkandung dalam obat batuk ekspektoransia yaitu minyak terbang,guaiakol,Radix Ipeca (dalam tablet/pulvis Doveri) dan ammonium klorida (dalam obat batuk hitam). Zat-zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Mekanisme kerjanya adalah merangsang reseptor-reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung –usu dan sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada di saluran napas. Diperkirakan bahwa kegiatan ekspektoransia juga dapat dipicu dengan meminum banyak air. Contoh obat yang masuk dalam obat batuk ekspektoransia adalah Guaifenesin atau Gliseril Guaiakolat nama generic toplexil. Guaifenesin adalah derivate –guaiakol yang banyak digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan batuk popular. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot, seperti mefenesin. Guaifenesin digunakan untuk menangani batuk-batuk dan penyumbatan akibat dahak yang disebabkan oleh kondisi seperti pilek, bronchitis dan flu. Obat yang memiliki efek melegakan pada tenggorokan ini bekerja dengan cara mencairkan lender yang menyumbat di saluran prnapasan sehingga lebih mudah dikeluarkan saat batuk.

2.      Mekanisme Kerja
Gliseril guaiakolat memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan sputum yang terdapat di trakhea dan bronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan memudahkan untuk membuang sputum. Akan tetapi bukti objektif masih sedikit.


3.      Indikasi

Gliseril Guaiakolat Indikasi Gliseril Guaiakolat: Guafenesin (Gliseril Guaiakolat) meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan sputum yang kuat dan digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk produktif. Penggunaan untuk batuk yang membutuhkan  pengeluaran dahak

4.      Kontra Indikasi
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap guaifenesin atau komponen lain yang ada di formulasi

5.      Perhatian

ü  Tidak gunakan OTC pada anak < 2 tahun Penggunaan obat pada anak dibawah 12 tahun perlu diperhatikan dosisnya
ü  Jangan digunakan pada persisten batuk kronik
ü  Jika digunakan oleh wanita hamil, wanita menyusui,dan anak di bawah usia 2 tahun harus di bawah pengawasan dokter.
ü  Harap berhati-hati jika anda menderita epilepsi, gangguan hati, gangguan ginjal, dan telah menderita batuk-batuk sejak lama.
ü  Jika dalam waktu 5 hari batuk tidak kunjung sembuh setelah sembuh dengan disertai dengan gejala sakit kepala,demam dan ruam maka secepatnya hubungi dokter.
ü  Tanyakan dulu pada dokter jika anda akan menggunakan obat-obatan lain ketika ingin mulai mengkonsumsi guaifenesin.



6.      Interaksi obat
Hindari meminum obat ini dengan minuman berkafein seperti (kopi,the,cola), dikarenakan kafein dapat meningkatkan efek samping dari obat.
Makan dalam jumlah besar cokelat atau memakan produk yang berasal dari kafein karena dapat meningkatkan efek samping obat.

7.      Dosis anak,dewasa,wanita hamil dan lama penggunaannya
Dosis untuk dewasa biasanya adalah 200-400 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 2-4 gram per hari. Anak-anak 6-11 tahun, 100-200 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 1-2 gram per hari, sedangkan untuk anak 2-5 tahun, 50-100 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 600 mg sehari.


8.      Sediaan lazim
ü  Cair, oral : 100 mg/5 ml
ü Paket, oral : 50 mg, 100 mg
ü Larutan,oral : 100 mg/5 ml, 200 mg/ 10 ml, 300 mg/15 ml
ü Sirup, oral : 100 mg/5 ml
ü Sirup batuk : 100 mg/5 ml
ü Tablet,oral : 200 mg, 400 mg, 1200 mg

9.      Bentuk sediaan
ü   Cair, oral
ü Paket, oral
ü Larutan,oral
ü Sirup, oral
ü Sirup batuk
ü Tablet,oral

10.  Efek samping
ü  Berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi  bila diminum dengan segelas air.
ü  Pening
ü  Mengantuk
ü  Sakit kepala
ü  Kulit kemerahan
ü  Level asam urat menurun
ü  Nyeri perut
Penyalahgunaan obat ini menyebabkan urinary calcii, guaifenesin tidak aman bagi pasien dengan porphyria karena menunjukkan porphyrinogenik pada hewan.

                               




                      s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar